Dewi Ayu Sekar Gadung” adalah nama samaran dari seorang Senopati perang pada masa perang Diponegoro. ”Dewi Ayu Sekar Gadung” adalah pemimpin pasukan puteri pada masa perang Diponegoro. Ia yang memimpin operasi di daerah barat kali jali sampai sebelah timur kali Luk Ulo. Sebagai pemimpin pasukan ”Dewi Ayu Sekar Gadung” di bantu oleh empat pengawalnya yaitu: Nolosoro, Paku jati, Gonowijoyo dan seorang lagi tak di kenal namanya.
Pada waktu Belanda menggunakan strategi Benteng Stelsel, Dewi Ayu Sekar Gadung hanya dapat bertahan di delta sungai Bedegolan. Tepatnya di daerah yang sekarang menjadi Desa Sarwogadung. Akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado dan terakhir di Makasar, maka Eyang Dewi Sekar Gadung pun terpaksa terisolir dalam melawan pemerintahan Belanda. Beliau kemudian berlaku seperti rakyat biasa, menyamar sebagai petani berpakaian serba hijaumdan tidak mau menikah sampai ia meninggal di Desa Sarwogadung. Sampai kini makam Dewi Ayu Sekar Gadung masih terus terawat oleh keturunan keempat pengawalnya. Untuk mengenangnya sering diadakan upacara sakral disana.
Tetapi sebetulnya siapakah Dewi Ayu Sekar Gadung, sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti. Menurut cerita masyarakat setempat Raden Ayu Sekar Gadung adalah salah satu keturunan Kasultanan Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar